Menu Click to open Menus
Home » HOME » Nikmati Wisata Ekstrim Berselancar di Obak Bono Sungai Kampar Riau

Nikmati Wisata Ekstrim Berselancar di Obak Bono Sungai Kampar Riau

(119 Views) March 21, 2017 10:18 pm | Published by | No comment

DutaWisata.Co.Id, Kampar - Jika Anda pecinta kegiatan ekstrem, salah satu aktivitas yang patut dicoba ketika bertualang ke Riau adalah berselancar di ombak bono. Ombak ini sangat terkenal karena berlokasi di sungai, tepatnya Sungai Kampar. Ombak Bono sendiri adalah fenomena ombak dengan tinggi mencapai lima meter yang terjadi di hilir Sungai Kampar, wilayah semenanjung Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Ombak Bono bisa menggulung dengan jarak 30 kilometer tanpa putus. Di dekat sumber pasang laut, Bono dapat mencapai ketinggian lima meter dan semakin berkurang di pedalaman sungai. Lalu, kapan waktu terbaik untuk mencoba berselancar bono di Riau? Kepala Disparekaf Provinsi Riau, Fahmizal Usman mengatakan ombak bono bisa ditemukan sepanjang tahun.

Berkunjung ke lokasi ombak bono pada waktu yang tepat tentunya akan membuat kunjungan Anda lebih memuaskan, karena Anda akan bisa melihat gelombang bono dengan ketinggian yang lebih baik. Terutama bagi Anda para peselancar yang ingin menikmati dan menakklukkan ketinggian gelombang sungai yang sangat memacu hormon adrenalin tubuh. Di waktu yang tepat pula, Anda bisa saling bertemu dan berselancar dengan para peselancar dunia dari berbagai negara, yang tentunya akan membuat Anda semakin banyak memperoleh pengalaman dalam melakukan surfing dan berselancar.

Bono biasanya terjadi pada setiap tanggal 10-20 bulan Melayu dalam tahun Arab yang biasa disebut penduduk sebagai “Bulan Besar” atau “Bulan Purnama”. Biasanya gelombang Bono atau Ombak Bono yang besar terjadi pada tanggal 13-16 bulan Melayu tahun Arab tersebut. Gelombang yang terjadi biasanya akan berwarna putih dan coklat mengikut warna air Kuala Kampar. Selain itu, Bono juga terjadi pada setiap “bulan mati” yaitu akhir bulan dan awal bulan (tanggal 1) Tahun Arab. Bono terbesar biasanya terjadi ketika musim penghujan dimana debit air Sungai Kampar cukup besar yaitu sekitar bulan November dan Desember. Bono mulai terbentuk dan membesar di kanan kiri Pulau Muda, akibat penyempitan alur sungai karena adanya pulau (P. Muda) di tengah-tengah alur sungai.

Bono terbesar terjadi di Tanjung Perbilahan, yang terbentuk karena bertemunya Bono yang sudah terbentuk di kanan-kiri Pulau Muda. Kedalaman sungai di sekitar terjadinya ombak Bono tidaklah dalam, hanya sekitar 1-2 meter dengan bagian-bagian alur tertentu yang mempunyai kedalaman 10-15 meter untuk alur lewat jalur transportasi kapal. Hanya saja alur dalam tersebut selalu berpindah-pindah akibat pergeseran dasar sungai karena adanya ombak Bono. Sehingga, bagi kapal-kapal yang mau melewati daerah ini untuk keluar dari Kuala Kampar menuju Tanjung Batu, Selat Panjang, Tanjung Pinang, Batam atau Singapore harus menggunakan orang yang menjadi pengarah atau biasa disebut “tekong” untuk menunjukkan alur yang bisa dilewati kapal.

Proses Terjadinya Gelombang Bono di Sungai Kampar Riau, Indonesia
Proses terjadinya ombak bono sebenarnya merupakan proses ilmiah sebagai salah satu fenomena alam yang langka terjadi di perbatasan muara sungai dan lautan. Bono yang terjadi di Sungai Kampar Riau juga merupakan salah satu fenomena alam yang langka tersebut. Telah banyak pengamatan yang dilakukan untuk melihat secara dekat bagaimana sebenarnya gelombang bono terbesar di dunia tersebut bisa terjadi.

Proses terjadinya gelombang bono di Sungai Kampar Riau, Indonesia bisa ditinjau dari dua sisi, pertama adalah konteks ilmiah dan kedua berasal dari dongeng atau cerita rakyat sekitar. Proses yang kedua ini menjadi salah satu bagian dari kekayaan budaya masyarakat Melayu yang memiliki kepercayaan tersendiri terhadap proses terjadinya gelombang yang menjadi impian setiap peselancar dunia tersebut.

Bagaimana sebenarnya proses terjadinya gelombang bono tersebut? Ada dua sudut pandang yang akan kita jelaskan di sini, yakni sebagai berikut:

1. Proses terjadinya gelombang bono di Sungai Kampar Riau, Indonesia secara ilmiah

Sebelum terjadinya gelombang Bono, biasanya akan diawali dengan bunyi desingan, selanjutnya akan terdengar bunyi gemuruh air. Bunyi gemuruh tersebut semakin lama akan semakin keras dan muncul lah gelombang besar yang disebut dengan Bono Wave tersebut. Kecepatan dari gelombang ombak Bono mencapai 40 km/jam. Ombak ini mampu memasuki ke arah hulu sungai berkilo-kilo meter jauhnya.

Gelombang air bahkan bisa mencapai jarak sekitar 60 km ke arah hulu dan akan berakhir di daerah Tanjung Pungai. Jumlah gelombang Bono tersebut cukup banyak dan beriringan. Terkadang di tepi sungai dan terkadang juga bisa terjadi di tengah sungai. Bono yang terbesar biasanya akan terjadi ketika musim penghujan tiba, dimana debit air Sungai Kampar akan naik. Pada hitungan bulan biasanya akan terjadi di bulan November dan Desember.

Gelombang bono yang ada di Sungai Kampar tersebut biasanya akan terjadi pada saat pasang naik terjadi di laut. Air pasang tersebut kemudian menju ke Sungai Kampar. Selanjutnya kecepatan dari arus di Sungai Kampar akan berbenturan dengan air pasang naik dari laut sehingga terjadilah gelombang yang dinamakan Bono Wave tersebut. Bono hanya akan terjadi apabila air laut pasang, semakin besar air pasang yang terjadi di laut, maka kemungkinan Bono Wave yang terjadi akan semakin besar pula. Faktor hujan yang akan meningkatkan debit air sungai juga akan mempengaruhi besarnya gelombang Bono yang terbentuk.

Ombak Bono biasanya akan terjadi pada muara sungai yang kondisnya lebar dan dangkal kemudian menyempit setelah berada di dalam sungai. Bentuk dari muara sungai yang menguncup tersebut menyerupai huruf “V” atau corong. Selanjutnya akan didukung dengan kondisi sungai yang mendangkal akibat terjadinya erosi alami. Pertemuan dua arus yakni arus sungai dan laut di lokasi ini akan menyebabkan Bono Wave.

2. Proses terjadinya gelombang bono di Sungai Kampar menurut dongeng

Menurut istilah warga sekitar bahwa gelombang bono yang ada di Sungai Kampar adalah bono jantan, sementara bono betinanya berada di daerah Sungai Rokan, dekat dengan Kota Bagansiapi-api. Bono di Kuala Kampar tersebut berjumlah tujuh ekor, dimana bentuknya serupa kuda yang biasa disebut dengan induk Bono. Pada musim pasang mati, bono ini akan pergi ke Sungai Rokan untuk menemui bono betina. Kemudian bersantai menuju ke selat Malaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, bono tidak ditemukan di kedua sungai tersebut. Jika bulan mulai besar, kembalilah bono ketempat masing-masing, lalu main memudiki sungai Kampar dan sungai Rokan. Semakin penuh bulan di langit, semakin gembira bono berpacu hilir mudik di kedua sungai itu.

Apapun asal usul proses terjadinya gelombang bono di Sungai Kampar tersebut, saat ini wisata bono jantan telah menjadi salah satu icon wisata kebanggaan di Riau. Peradaban sungai yang terbangun di pinggiran Sungai Kampar telah menjadikan wisata ini kian istimewa di mata peselancar tingkat dunia. Hampir setiap tahun di bulan terjadinya gelombang bono, tempat wisata ini selalu menjadi tujuan favorit para peselancar dunia. Mereka mengakui adanya sensasi tersendiri berpacu dengan gelombang yang tinggi di tengah sungai. Berbeda dengan gelombang air laut yang sudah biasa mereka temukan di kawasan peraian Indonesia lainnya.

Categorised in:

No comment for Nikmati Wisata Ekstrim Berselancar di Obak Bono Sungai Kampar Riau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *