Oops! It appears that you have disabled your Javascript. In order for you to see this page as it is meant to appear, we ask that you please re-enable your Javascript!
Menu Click to open Menus
Home » BUDAYA » Makna Mendalam Huruf Jawa Hanacaraka Yang Perlu Diketahui

Makna Mendalam Huruf Jawa Hanacaraka Yang Perlu Diketahui

(5356 Views) October 18, 2016 12:36 pm | Published by | No comment

DutaWisata.Co.Id - Jawa merupakan peradaban manusia yang luhur dan memiliki tatanan kehidupan lengkap. Selain memiliki adat istiadat kuat, masyarakat Jawa juga memiliki bahasa yang masih dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa tersebut tersusun dari huruf-huruf yang kemudian dikenal dengan Carakan atau aksara Jawa.

Huruf tersebut tak terjadi dengan sendirinya, namun ada sejarah dibalik terciptanya aksara-aksara tersebut. Seperti budaya Jawa lainya yang selalu menyimpan makna, dalam Carakan ini juga memiliki arti yang sarat akan filosofi.

Asal usul riwayat dari aksara Jawa ini berkaitan dengan kisah Aji Saka yang mengabadikan dua abdi setianya yang bernama Dora dan Sembada yang mati bertempur demi memperebutkan pusaka sakti milik Aji Saka. Dora ikut serta bersama Aji Saka, sementara Sembada tetap di tempat menjaga pusaka sakti.

Kedua orang ini melakukan perjalanan ke Kerajaan Medhangkamulan yang dipimpin Prabu Dewata Cengkar demi menghentikan kebiasaannya yang suka makan daging manusia. Pada akhirnya, Aji Saka berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar dan diangkatlah ia menjadi raja di Kerajaan Medhangkamulan.

Sejak saat itu, Kerajaan Medhangkamulan dipimpin oleh Aji Saka, seorang raja yang arif dan bijaksana. Tiba-tiba, Aji Saka teringat akan pusaka saktinya dan memerintahkan Dora untuk mengambilnya. Namun Sembada tidak mau memberikan pusaka itu, karena teringat pesan Aji Saka.

Pertarungan sengit antara Dora dan Sembada tak bisa terelakkan. Karena memiliki ilmu sama-sama kuat, maka keduanya tewas secara bersamaan. Aji Saka yang teringat akan pesannya kepada Sembada segera menyusul, namun terlambat karena sesampai di sana kedua abdi yang sangat setia itu sudah tak bernyawa.

Untuk mengenang keduanya, maka Aji Saka mengabadikannya peristiwa tersebut dalam sebuah ksara Jawa.

Ha Na Ca Ra Ka (Ono utusan = Ada utusan)
Da Ta Sa Wa La (Padha kekerengan = Saling berkelahi)
Pa Da Ja Ya Nya (Padha digdayane = Sama-sama saktinya)
Ma Ga Ba Tha Nga (Padha nyunggi bathange = Saling berpangku saat meninggal)

Dalam masing-masing huruf itu pun masih terkandung makna luhur didalamnya. Nilai-nilai yang terkandung senantiasa mengajarkan manusia untuk selalu ingat akan pencipta dan menjaga keseimbangan hidup antar manusia maupun semesta.

Ha - “Hana hurip wening suci” (Adanya kehidupan adalah kehendak dari yang Maha Suci)

Na - “Nur candra, gaib candra, warsitaning candra” (Pengharapan manusia hanya selalu kepada sinar Ilahi)

Ca - “Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi” (Arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal)

Ra - “Rasaingsun handulusih” (Rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani)

Ka - “Karsaningsun memayuhayuning bawana” (Hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam)

Da - “Dumadining dhat kang tanpa winangenan” (Menerima hidup apa adanya/ikhlas)

Ta - “Tatas, tutus, titis, titi, lan wibawa” (Mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup)

Sa - “Sifat ingsun handulu sifatullah” (Mewujudkan sifat kasih sayang seperti kasih Tuhan)

Wa - “Wujud hana tan kena kinira” (Ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas)

La - “Lir handaya paseban jati” (Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi)

Pa - “Papan kang tanpa kiblat” (Hakekat Allah yang ada disegala arah)

Dha - “Dhuwur wekasane endek wiwitane” (Untuk bisa sampai diatas tentu dimulai dari dasar)

Ja - “Jumbuhing kawula lan Gusti” (Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya)

Ya - “Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi” (Yakin atas titah/kodrat Ilahi)

Nya - “Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diwuruki” (Memahami dengan benar kodrat kehidupan)

Ma - “Madhep mantep manembah mring Ilahi” (Yakin/mantap dalam menyembah Ilahi)

Ga - “Guru sejati sing muruki” (Belajar pada guru nurani)

Ba - “Bayu sejati kang andalani” (Menyelaraskan diri pada gerak alam)

Tha - “Tukul saka niat” (Sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan)

Nga - “Ngracut busananing manungso” (Melepaskan egoisme pribadi manusia).

Categorised in:

No comment for Makna Mendalam Huruf Jawa Hanacaraka Yang Perlu Diketahui

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *