DutaWisata.Co.Id, Kulon Progo - Desa Pendoworejo, Girimulyo Kulonprogo siap menggelar festival budaya Kembul Dulur 8-9 Desember 2015 mendatang. Festival yang telah menjadi tradisi selama ratusan tahun tersebut akan dikemas dengan cara yang lain bersama Dinas Pariwisata DIY.

Muhammad Halim Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata DIY kepada wartawan dalam temu pers di kantornya, Jumat (4/12/2015) mengatakan festival tersebut sengaja dibuat berbeda pada tahun 2015 ini yakni dengan kerjasama beberapa pihak seperti Dinpar DIY, Dinparpora Kulonprogo dan Jaringan Masyarakat Budaya Nusantara. Menurut dia, tradisi Kembul Sewu Dulur merupakan warusan budaya yang sangat layak dipertahankan dan dikembangkan secara maksimal.

“Kembul Sewu Dulur merupakan sebuah tradisi menarik yang ada di Pendoworejo yang merupakan salah satu lokasi di Pegunungan Menoreh, dan ini haruslah dipertahankan. Nah acara tahun 2015 ini sengaja dibuat lebih besar dan meriah untuk menarik banyak orang datang ke festival nantinya,” ungkap Halim.

Dalam Kembul Sewu Dulur ini semua pengunjung dapat ikut serta dalam acara kembul yakni makan bersama-sama dalam sebuah tempat yang besar berupa tenongan. Menu menarik yang penuh falsafah pun wajib dijajal seluruh pengunjung yang hadir pada tanggal 9 Desember nanti yang merupakan bentuk perwujudan syukur atas rahmat dari Tuhan.

“Menu menarik yakni Panggang Emas yakni telur yang digoreng seperti mata sapi yang melambangkan telur yang bentuknya bisa sangat menarik setelah pecah di kayangan. Tak hanya itu ada bothok lele anyep yang pada masa dahulu merupakan ikan yang sangat melimpah di Kayangan (Pendoworejo) dan sengaja dibuat tanpa garam,” imbuh Mulyono sesepuh desa Pendoworejo.

Dalam rangkaian dua hari tersebut akan ditampilkan pula pagelaran seni lampu bertajuk Symphony of Light. Bukit-bukit yang ada di Menoreh akan disorot dengan lampu warna-warni yang menjadikannya lebih indah.

“Di Singapura yang dibuat adalah gedung-gedung namun kali ini di Kulonprogo Pegunungan Menoreh yang menjadi latarbelakang. Baru ada sementara di Kyoto dan Menoreh akan menjadi yang kedua sebentar lagi,” terang Priyo Mustiko panitia pelaksana Kembul Sewu Dulur