INACEB Siap Hadapi MEA dan Tingkatkan Wisatawan
(1 Views) April 2, 2016 9:48 am | Published by admin | No commentDutaWisata.Co.Id, Jakarta - Berdasarkan data dari UNWTO 2015, wisatawan internasional yang akan berkunjung ke Asia dan Pasifik diproyeksikan akan mengalami peningkatan dari 204 juta di tahun 2010 menjadi 535 juta di tahun 2030, atau meningkat sebesar 331 juta dalam 2 dekade. Jumlah tersebut menjadikan Asia dan Pasifik menguasai 30% pangsa pasar wisatawan internasional. Sementara itu, Asia Tenggara akan menjadi wilayah yang paling banyak dikunjungi, yaitu sebanyak 187 juta di tahun 2030. Indonesia sebagai salah satu destinasi di Asia tenggara dan memiliki potensi wisata yang sangat beragam harus mampu menangkap peluang tersebut di atas.
Wisatawan yang melakukan perjalanan, umumnya dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu wisatawan dengan tujuan leisure atau disebut Leisure Traveler dan wisatawan yang tujuan utamanya adalah bisnis, baik untuk Meeting, Incentive, Convention maupunExhibition (MICE) atau sering juga disebut Business Traveler. Wisatawan yang datang untuk tujuan MICE memiliki kelebihan dibanding wisatawan biasa, yaitu mereka umumnya adalah opinion leader yang berasal dari kalangan pengusaha, profesional maupun pemerintahan, yang melakukan kegiatan pada saat low-season. Mereka juga datang dalam jumlah besar, dengan tingkat pengeluaran selama berada di destinasi tuan rumah kegiatan MICE menurut International Congress & Convention Association(ICCA) adalah 7 kali lipat dari wisatawan biasa. Wisatawan MICE juga berpotensi untuk berkonversi menjadi wisatawan leisure dan karena mereka umumnya opinion leadermaka kekuatan word-of-mouth tentang destinasi akan memberi dampak yang lebih kuat dalam promosi. Hal tersebut telah disadari oleh banyak negara menyebabkan persaingan antar destinasi dalam mendatangkan event MICE internasional menjadi sangat tinggi.
Persaingan yang tinggi antar destinasi untuk mendatangkan event MICE internasional tersebut menyebabkan pembentukan Indonesia Convention and Exhibition Bureau (INACEB) sudah menjadi keharusan dan tidak bisa ditunda lagi, terutama dengan telah diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). INACEB akan menjalankan perannya sebagai mitra kerja Kementerian pariwisata untuk mendukung “Wonderful Indonesia”, khususnya yang terkait dengan mempromosikan berbagai kota di Indonesia yang memenuhi kriteria sebagai destinasi MICE untuk menjadi tuan rumah berbagai kegiatan MICE Internasional. Keberadaan INACEB juga akan mengintegrasikan seluruh kekuatan industri MICE untuk dapat bersaing di pasar internasional, karena karakteristik pasar MICE yang fokus pada asosiasi dan korporasi akan lebih efektif untuk dimenangkan melalui kekuatan kelompok atau destination team dalam wadah INACEB.
Menurut Arief Yahya, Menteri Pariwisata; “Pembentukan INACEB juga menunjukkan pentingnya potensi pameran, konferensi dan acara bisnis - sektor MICE – dalam mengkontribusi pendapatan sektor pariwisata Indonesia serta dampak ekonomi yang signifikan melalui peningkatan jumlah pengunjung, tingkat hunian Hotel, penerbangan dan high spending power dari delegasi MICE”. “Stabilitas ekonomi Indonesia yang makin membaik dan ditunjang dengan aksesibilitas, infrastruktur dan profesionalisme dari SDM yang tidak kalah dengan negara-negara di Asia Pacific, menjadikan Indonesia mulai dilirik penyelenggara jasa MICE manca-negara” tambah Arief Yahya.
Sementara itu Budi Tirtawisata Ketua INACEB menyampaikan bahwa, dalam 5 tahun ke depan INACEB akan menjalankan 3 skala prioritas program kerja yaitu; pertama,Penguatan database destinasi dan pasar sasaran yang potensial dalam rangka menjadikan INACEB sebagai voice of MICE Indonesia yang mampu memberikan semua informasi yang dibutuhkan tentang kesiapan destinasi MICE Indonesia. Kedua,Mengoptimalkan kegiatan promosi, baik saat berpartisipasi dalam Trade show di berbagai negara, maupun delegate boosting yang bertujuan untuk mendongkrak jumlah delegasi yang hadir pada acara MICE yang dimenangkan Indonesia. Selain itu INACEB juga akan meningkatkan network dengan membangun hubungan internasional sebagai anggota di asosiasi MICE seperti ICCA, UFI, UIA, AACVB. Ketiga,Memenangkan bidding dengan kerja sama yang lebih baik dengan asosiasi nasional melalui Ambassador Program.
Melalui ketiga skala prioritas program tersebut target yang akan dicapai oleh INACEB adalah pertama, meningkatkan posisi Indonesia dalam ICCA ranking Asia dan Pasifik, dari posisi ke 12 dengan terselenggaranya 76 kegiatan MICE, menjadi di posisi 8 dengan jumlah penyelenggaraan kegiatan MICE hampir dua kali lipat, yaitu sebanyak 150 kegiatan MICE di tahun 2019. Kedua, memberikan kontribusi jumlah wisatawan mancanegara mencapai 2 juta atau 10% dari total 20 juta target kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2019 atau meningkat hampir 10 kali lipat dari capaian di tahun 2015. Ketiga, meningkatkan posisi kota-kota di Indonesia dalam ranking ICCA dan UIA sehingga masuk dalam 30 besar dunia.
Melalui pencapaian target tersebut diharapkan, penyelenggaraan kegiatan MICE akan mampu ikut berkontribusi dalam pendapatan devisa negara dan menggerakkan perekonomian, mengingat penyelenggaraan kegiatan MICE memiliki manfaat ekonomi langsung yang signifikan dengan pembelanjaan delegasi rata-rata US $ 1900 dengan masa tinggal selama 3,5 hari. Dampak ekonomi akan jauh lebih besar setelah dikombinasikan dengan manfaat ekonomi tidak langsung, seperti penyewaan venue penyelenggaraan acara, ground handling facility, penyewaan kendaraan dari perusahaan transportasi, penerbangan, barang cetakan, dll. Selain itu sering kali wisatawan MICE akan kembali ke negara tujuan untuk liburan dengan keluarga: demikian disampaikan Budi Tirtawisata selaku Ketua Umum INACEB.
No comment for INACEB Siap Hadapi MEA dan Tingkatkan Wisatawan