Festival Teluk Jailolo 2016 di Halmahera Barat
(585 Views) April 23, 2016 5:49 am | Published by admin | No commentDutaWisata.Co.Id, Jakarta - Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara (Deputi BP3N), Esthy Reko Astuti bersama Wakil Gubernur Maluku Utara, M Natsir Thaib dan Bupati Halbar, Danny Missy, me-launching Festival Teluk Jailolo (FTJ) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata.. Penyelenggaraan even tahunan FTJ ke-8 oleh Pemeritah Kabupaten Halbar yang mendapat dukungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tersebut akan berlangsung di Kota Jailolo, Ibukota Halmahera Barat (Halbar) pada 2-7 Mei 2016 mendatang. Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyambut baik penyelenggaraan FTJ 2016 yang kali ini mengangkat tema “Pesona Budaya Kepulauan Rempah” sebagai upaya mengangkat kembali popularitas Moloku Kie Raha (Jailolo, Bacan, Ternate dan Tidore) yangpernah tercatat dalam sejarah dunia sebagai pusat penghasil rempah-remah terbaik pada Abad XV-XVIII. “Popularitas Moloku Kie Raha yang sejak Abad XV tersohor ke seluruh dunia sebagai kepulauan penghasil rempah terbaik dunia (spice island) menjadi branding untuk mendongkrak pariwisata Maluku Utara,” katanya.
Menpar menjelaskan, wisata dengan latar belakang sejarah relatif mudah dipromosikan, seperti belum lama ini Kemenpar meluncurkan Wisata Jalur Samudera Cheng Ho untuk memperingati ekspedisi Laksamana Cheng Ho beragam Islam pada Abad XV melakukan ekspedisi melalui jalur laut dengan melewati 10 daerah di Indonesia yang kemudian dijadikan sebagai titik destinasi di antaranya Batam dan Semarang. “Launching Wisata Jalur Samudera Cheng Ho di Batam menarik minat banyak wisatawan dari China dan menjadi trending topic di media sosial Asia,” katanya lagi.
Menpar mengatakan, catatan sejarah ekspedisi pelayaran laut dalam rangka mencari rempah-rempah sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi pada 700 tahun silam yang dilakukan oleh bangsa-bangsa dari seluruh dunia; Arab, China, dan Eropa; Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda ke Maluku Utara menjadi cerita menarik dan dapat dikemas sebagai daya tarik wisata sejarah (history tourism) dan menjadi andalan Maluku Utara dalam menggembangkan sektor pariwisata, selain daya tarik wisata alam dan budaya.
Menpar menjelaskan, prospek pariwisata Maluku Utara ke depan sangat cerah dengan semakin meningkatnya fasilitas aksesibilitas, amenitas, dan aktraksi wisata di sana. “Pemerintah telah menetapkan wilayah Morotai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); pariwisata, industri perikanan dan logistik. Pembangunan fasilitas infrastruktur, amenitas, dan atraksi di sana akan lengkap,” imbuhnya.
Wagub Malut, M Natsir Thaib dan Bupati Halbar, Danny Missy, mengatakan tujuan penyelenggaraan FTJ 2016 untuk menumbuhkan dan mengukuhkan kembali identitas Halbar sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya budi. “Inilah yang menjadi daya dorong dalam membangun pariwisata terintegrasi berbasis pelestarian budaya dengan akar sejarah kejayaan Kepulauan Rempah Moloku Kie Raha,” kata M Natsir Thaib.
M. Natsir Thaib menjelaskan, kejayaan masa lalu sebagai bagian dari kepulauan rempah antara lain; pala, cengkeh dan kopra menjadi komoditas utama masih dapat ditemui sampai sekarang di Jailolo. Selain itu kuliner khas Halbar yang penuh cita rasa rempah-rempah juga menjadi sebuah petualangan yang disuguhkan sebagai daya tarik wisata. “Beberapa desa wisata telah menyiapkan paket-paket wisata bernuansa petualangan rempah-rempah antara lain; Desa Wisata Gamtala, Desa Wisata Guaeria, dan Desa Wisata Bobanehena,” kata M Natsir.
Di Desa Wisata Gamtala wisatawan akan diajak menikmati petualangan menyusuri mangrove sambil menyaksikan langsung kehidupan masyarakat disekitar aliran sungai, seperti proses pengolahan sagu, kemudian mencari kerang dan terakhir menikmati acara adat Orom Sasadu pada malam harinya, sedangkan di Desa Wisata Guaeria sebuah desa pesisir menyuguhkan paket wisata kuliner dengan pemandangan Teluk Jailolo. Di tempat ini ada aktivitas wisata laut yang berakar budaya masyarakat setempat, seperti memancing tradisional Huhati yang menjadi tradisi lokal dan ramah lingkungan akan menarik wisatawan.
Sementara itu wisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata Bobanehena mengajak wisatawan menikmati dan belajar tentang kehidupan petani cengkeh, pala dan kelapa sambil mengendarai gerobak sapi. Wisata di desa ini dapat dilanjutkan dengan wisatatracking dan menikmati kuliner ala petani kebun rempah-rempah di atas gunung Jailolo sambil menikmati pemandangan Teluk Jailolo.
Bupati Halbar Danny Missy berharap event FTJ 2016 akan menarik wisatawan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) serta para investor untuk berwisata menikmati wisata sejarah, budaya, dan wisata alam sekaligus melihat potensi bisnis yang dapat dikembangkan di Halbar
Penyelenggaran FTJ 2016 akan disemarakan dengan rangkaian acara antara lain; ritual budaya, atraksi budaya, gelar seni budaya Moloku Kie Raha, serta Sasadu On The Sea sebagai puncak acara. Sasadu On The Sea merupakan seni pertunjukan kontemporer yang memadukan unsur tarian tradisional, musik tradisional, drama dan koreografi yang berakarkan kebudayaan masyarakat Jailolo yang ditampilkan di panggung berada di atas laut dan atraksi ini yang menjadi satu-satunya di Indonesia.
Provinsi Maluku Utara menjadi salah satu destinasi wisata bahari yang potensial karena memiliki taman laut sekaligus sebagai lokasi selam (side diving) antara lain di Perairan Gura Ici dan Pulau Widi di Kabupaten Halmahera Selatan dan di Pulau Oto, Kabupaten Halmahera Tengah. Selain itu memiliki potensi wisata sejarah antara lain berupa peninggalan sejarah dari empat kesultanan besar; Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo dan benteng peninggalan kolonial, serta peninggalan Perang Dunia II di Pulau Morotai yang pernah menjadi tuan rumah even Sail Indonesia pada September 2012. Menurut data BPS jumlah kunjungan wisatawan ke Maluku Utara tahun 2014 sebanyak 290.839 wisatawan nusatara (wisnus) dan 1.922 wisatawan mancanegara (wiswan), sebagian diantaranya yang berkunjung ke Kabupaten Halbar sebanyak 3.998 wisnus dan 102 wisman
No comment for Festival Teluk Jailolo 2016 di Halmahera Barat